SINERGITAS DIBANGUN, KUALITAS TERTENUN, BERKAH BERUNTUN Penulis : Arini Robbil Izzati Ulinnuha

$rows[judul]


Dewasa ini kita sedang dihadapkan dengan kehidupan transformasi “new normal” akibat adanya pandemi COVID-19 yang memang masih dirasa sedikit getir, namun sudah bisa masuk dan mulai menyusuri pola pikir jamak orang di seluruh dunia. Sejak memasuki awal tahun 2020 hingga saat ini, telah tercatat jutaan kisah umat manusia khususnya di tanah air yang harus berupaya untuk beradaptasi, berjuang, bahkan berkorban di segala lini agar bisa tetap bertahan hidup. Tak sedikit di antara kita yang mulai mengubah habit dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seperti dalam berprofesi, belajar, berkeluarga, dan juga bermasyarakat. Adanya kemajuan teknologi virtualisasi yang dulunya masih dimanfaatkan oleh kalangan tertentu, secara berbondong-bondong kini sudah mencapai predikat masif setelah melalui berbagai perdebatan pro-kontra pada saat sebelum pengimplementasiannya. Ya, suatu tuntutan zaman yang mengharuskan seluruh pelaku lintas generasi menikmati buah ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut di masa kini. Tentunya dalam rangka pemenuhan kebutuhan setiap orang yang beragam agar bisa saling berjalan secara beriringan dan berkesinambungan.

Dalam menjalani variasi lakon kehidupan, adanya dampak psikologis, mental, sosial, serta emosional harus mendapatkan porsi manajemen yang seimbang. Memposisikan diri sebagai pribadi dalam berbagai macam peran pun juga harus memiliki koridor yang jelas, namun bukan berarti hal ini justru akan menjadi dinding pembatas ide dan kreativitas. Untuk menjadi insan yang kompeten, memiliki nilai tawar intelektual yang tinggi baik dari keilmuan religious maupun non religious memang harus disiapkan sejak dini. Hal ini ditujukan agar generasi muda Nahdlatul Ulama milenial mampu bersaing dan membuktikan kapasitasnya di tingkat lokal, nasional, maupun global. Seperti yang telah disebutkan dalam firman Allah SWT dalam QS Al-Maidah : 48, “Fastabiqul khoirot”, yang artinya berlomba-lombalah dalam kebajikan. Sehingga sebagai orang yang berjiwa mukmin-mukminat, kita semua telah diperintahkan agar selalu berusaha berperilaku baik dan menjadi yang terbaik dalam segala hal sesuai dengan tuntunan agama dan perintah Allah.
Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama atau yang biasa disebut dengan PKPT IPNU IPPNU merupakan salah satu organisasi khusus pelajar yang berhaluan Islam Ahlussunah Waljama’ah (Aswaja) yang dibentuk dan berkembang di tingkat perguruan tinggi. Kehadiran organisasi ini di lingkungan kampus diharapkan dapat memperkuat dan memperluas penyebaran dakwah Aswaja di dalam kampus. Tanpa mengurangi fungsi dan esensi dari tridharma perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat, PKPT IPNU IPPNU terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan fungsi dan tujuannya. Menjadi salah satu organisasi keterpelajaran, keagamaan, kekaderan, dan kemasyarakatan, PKPT IPNU IPPNU juga harus bisa menjadi organisasi berkualitas yang relevan dengan konteks kekinian dengan tanpa melunturkan sikap juang patriotisme. PKPT IPNU IPPNU harus bisa muncul ke permukaan dengan menghadirkan berbagai manfaat secara kreatif serta look different untuk menciptakan atmosfir modern serta menjauhkan stigma negatif terhadap suatu organisasi. Seperti slogan kebanggaannya “Salam 3B, Belajar, Berjuang, Bertaqwa” yang acapkali dilantunkan dengan disertai gesture yang khas, selalu menjadi pemantik semangat rekan dan rekanita IPNU IPPNU yang tengah study lanjut di perguruan tinggi ini. Lalu, pertanyaannya sekarang adalah bagaimana caranya agar PKPT IPNU IPPNU bisa mendapatkan peluang di era globalisasi ini serta bagaimana caranya agar dapat menghadapi tantangan di masa yang akan datang?

Berbicara mengenai peluang memang selalu berhasil menarik ribuan pasang kuping masyarakat +62, disertai dengan munculnya beragam pertanyaan yang membebal di pikiran seperti siapa yang akan menjadi pelakunya, kapan bisa mendapatkannya, bagaimana caranya, dan lain sebagainya. Namun sangat disayangkan apabila kemudian dalam berikhtiar masih mengesampingkan sifat tabayyun , apakah informasi yang telah didapatkan tersebut sudah valid atau hoax , apakah cara yang dilakukan untuk mendapatkan peluang tersebut halal atau haram, dan apa saja dampak yang harus ditanggung dari keputusan mengambil peluang tersebut. Semuanya harus melewati pertimbangan panjang sebagai antisipasi untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Tentunya sebagai generasi muda NU, kita harus cakap dalam mengakomodir diri ketika dihadapkan dengan setiap problematika hidup karena semuanya pasti memiliki proyeksi yang akan membayang di masa depan. Berpikir secara fundamental, bertindak berdasarkan prinsip, dan dapat berperan profesional di dalam segala bidang adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh kader-kader muda Nahdlatul Ulama. Kemudian dalam setiap distribusi langkahnya yang telah, sedang, maupun yang akan dilalui juga tidak bisa terlepas dengan istilah tantangan. Berbagai hal bisa saja turut hadir mewarnai jalan hidup seseorang, baik yang dapat terprediksi maupun yang hadir secara instan. Oleh karenanya, diperlukan analisa yang mendalam di setiap akan mengambil suatu keputusan.

Bonus demografi yang dimiliki oleh bangsa ini turut menyumbangkan sekitar 64% dari total populasi sudah bisa merasakan akses ke dunia maya. Berdasarkan riset platform manajemen media sosial HootSuite dan agensi marketing sosial oleh We Are Social disebutkan bahwa pada tahun 2020 konsumsi internet di Indonesia mencapai angka 175,4 juta jiwa atau telah mengalami peningkatan sebesar 17% sejak tahun 2019 lalu. Dengan pencapaian jumlah pengguna media sosial di Indonesia sebesar 59% dari total jumlah penduduk juga menjadi bukti nyata adanya proses adaptasi yang signifikan di era digitalisasi ini. Hal ini menjadikan Indonesia menduduki peringkat ke-8 dari 10 besar negara terlama dalam menghabiskan waktu untuk berselancar di internet. Dan mirisnya, akibat kondisi yang demikian akhirnya tercipta suatu stigma negatif bahwa generasi yang tidak mengenal internet adalah generasi kudet , tidak gaul, bahkan juga muncul judge yang memaknai mereka adalah generasi yang gagal.

PKPT IPNU IPPNU di seluruh kampus memiliki garis koordinasi langsung di bawah pengurus cabang IPNU IPPNU setempat. Sehingga meskipun dalam ranah gerak dakwahnya berada di dalam circle kampus namun segala perkembangannya masih tetap terpantau dari pengurus cabang tingkat kota. Lebih dari sekadar menjaga eksistensi, seiring dengan berkembangnya zaman salah satu badan otonom NU ini juga harus mampu membaca setiap peluang yang ada, mampu memahami kondisi dan kebutuhan masyarakat dan bangsa, serta siap menghadapi segala rintangan yang selalu beranak-pinak tak terduga demi menjaga amanah yang diwariskan oleh pendiri Nahdlatul Ulama. Sehingga untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut, sangat lekat hubungannya dengan ketersediaan sumber daya manusia yang mengelolanya, sehingga dalam hal ini proses kaderisasi menjadi salah satu gate krusial penentu kualitas dan kebermanfaatan PKPT IPNU IPPNU dalam menjalankan setiap misinya. Selain itu, sistem yang diterapkan dalam berorganiasai juga harus baik dan terus melakukan perbaikan agar ¬output yang dihasilkan dapat memiliki integritas yang tinggi.

Sebagai tahap awal, keberhasilan proses kaderisasi memang bukanlah suatu jaminan bahwa organisasi tersebut berhasil namun hal tersebut bisa dijadikan sebagai salah satu parameter kualitas organisasi. Masih perlu dibentuk suatu sistem terintegrasi agar setiap elemen didalamnya dapat saling bersinergi, melakukan eksekusi dengan baik dan evaluasi terstruktur untuk mencapai tujuan mulia yang telah direncanakan. Dengan adanya organisasi IPNU IPPNU yang bersemayam di tingkat perguruan tinggi menjadikan rekan dan rekanita, mahasiswa-santri berpikir kritis tentang konsep dan pola moderasi dakwah Islam Wasathiyah sebagai implementasi paradigma Islam Rahmatan Lil Alamin . Berpikir tentang bagaimana cara mengintegrasikan disiplin ilmu yang telah didapat agar bisa diabdikan dan memberikan manfaat, bagaimana agar bisa menjadikan PKPT IPNU IPPNU sebagai organisasi unggul diantara organisasi-organisasi serupa yang sudah memiliki kulturnya masing-masing, hingga bagaimana milenial bersikap atas gerakan dan fenomena di kampus, sosial masyarakat, dan wilayah negara. Lantas, sebenarnya apa saja peluang yang bisa dimasuki oleh PKPT IPNU IPPNU, hal apa saja yang dapat dilakukan, dan bagaimana caranya?

Seperti yang telah kita ketahui bahwasanya berproses di PKPT IPNU IPPNU tidak hanya sekedar berjalan begitu saja tanpa memiliki target dan capaian. Bahkan apabila diruntun satu persatu dari segala aspek begitu banyak prestasi yang telah diraih oleh generasi muda NU yang berproses di PKPT ini. Jangkauan yang sangat besar dan luas telah menjadi support system dan menghadirkan begitu banyak manfaat yang bisa ditebar oleh dan juga didapat dari PKPT IPNU IPPNU. Lalu berkenaan dengan peluang, substansi ini dapat diibaratkan sebagai gembok. Dan untuk membuka gembok tersebut pasti dibutuhkan suatu kunci. Kunci yang dimaksud disini dapat berupa strategi yang harus disiapkan, dipahami, serta harus dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan. Terdiri dari mahasiswa/i NU yang memiliki disiplin ilmu yang berbeda-beda, menambah ruang dan pintu masuk PKPT IPNU IPPNU untuk bisa menemukan suatu peluang yang tak terhingga.

Apabila dilihat dari sudut pandang organisasi, PKPT IPNU IPPNU hanyalah satu dari sekian banyak badan otonom Nahdlatul Ulama yang bergerak dibidang kekaderan pelajar. Selain badan otonom (banom) NU seperti IPNU IPPNU, Muslimat, Fatayat, dan Gerakan Pemuda Ansor, juga terdapat 14 perangkat organisasi Nahdlatul Ulama yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan yang berkaitan dengan suatu bidang tertentu. Beberapa di antaranya adalah Lembaga Perekonomian NU (LPNU), Lembaga Pengembangan Pertanian NU (LP2NU), Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam), Lembaga Penyuluhan dan Pemberian Bantuan Hukum NU (LPBHNU), Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi), Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah NU (LAZISNU), dll. Selain memiliki kepengurusan banom mulai dari tingkat ranting hingga pusat, juga terdapat beberapa pengurus cabang istimewa Nahdlatul Ulama yang berada di luar negeri. Untuk saat ini ada dua puluh lima lebih Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) yang tersebar di lima benua, mulai dari Asia, Timur Tengah, Afrika, Eropa, Australia, hingga benua Amerika seperti PCINU Taiwan, PCINU Tiongkok, PCINU Belanda, dan masih banyak lagi. Selaras dengan hal tersebut, dapat terlihat jelas bahwa peluang PKPT IPNU IPPNU sebenarnya luar biasa besar dan tidak hanya berada di lingkup keagamaan saja. Sebagai organisasi masyarakat (ormas) terbesar di Indonesia dan tersebar di seluruh antero negeri, Nahdlatul Ulama dapat memberikan kesempatan bagi rekan dan rekanita PKPT dalam segala aspek baik di tingkat lokal, regional, nasional, maupun global. Oleh karena itu, agar PKPT IPNU IPPNU bisa mendapatkan peluang dengan mudah perlu memiliki gembok yang kuat dan kunci yang hebat, perlu dibangun sinergitas antar elemen di dalamnya dan strategi yang dirancang secara totalitas. Dan dari peluang-peluang yang telah tersedia tersebut bisa didapatkan dengan cara mengikuti setiap proses yang ada di PKPT IPNU IPPNU. Namun kemudian, apabila hal tersebut sudah tercapai apakah berarti perjalanan PKPT IPNU IPPNU menjadi sangat mulus?

Jawabannya adalah “Tidak”. Keberhasilan di beberapa titik tidaklah menjamin adanya keberhasilan secara general . Masih banyak hal di luar sana yang terus membuntut, menghambat, bahkan menghalangi kemajuan suatu organisasi. Mengutip dari isi pidato Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno pernah mengatakan, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” Secara implisit, dari pidato tersebut didapatkan makna bahwa secara umum suatu tantangan itu terbagi menjadi 2 macam, yaitu tantangan eksternal dan internal. Dan apabila di-breakdown lebih lanjut, dari masing-masing kategori tersebut juga masih memiliki tantangan turunan yang lagi-lagi tidak sedikit pun juga tidak sederhana. Mencapai tujuan dan cita-cita untuk menjadi sejahtera bukanlah perkara yang mudah. Menjadi unggul dan merdeka adalah suatu impian setiap orang atau sekelompok orang sehingga seorang organisatoris harus resisten terhadap segala jenis jamu kehidupan karena kedewasaan berpikir justru akan terbentuk melalui setiap problem solving yang pernah dilakukan. Dalam setiap lika likunya, pelaku organisasi pasti akan merasa sangat lelah apabila diharuskan untuk menghitung setiap langkahnya dalam menghadapi berbagai macam masalah. Apalagi jika telah disandingkan dengan derasnya arus informasi yang kian membanjiri. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan memfilter informasi yang baik bagi setiap pelaku organisasi (dalam hal ini rekan dan rekanita PKPT IPNU IPPNU), agar kemudian jalannya organisasi bisa tepat lurus satu pemikiran sesuai dengan tujuan.

Rencana tindak lanjut setiap organisasi juga harus terus dilakukan dan diperbaharui untuk memperkuat benteng dalam rangka menghadapi dinamika yang terus bergeliat dan tak mengenal istilah sambat . Adanya tantangan yang datang dari berbagai arah harus bisa dijadikan sebagai gemblengan dan mendapatkan porsi manajemen konflik yang sesuai. Untuk itu PKPT IPNU IPPNU terus melatih kemampuan nalar kritis seluruh pengurus dan kader-kadernya tak lain dan tak bukan yaitu untuk mencetak pribadi berkualitas dengan semangat juang yang tinggi. Hal tersebut memang sudah dirancang dan dipersiapkan sejak awal kepengurusan setiap PKPT IPNU IPPNU melalui program-program kerjanya. Menjadi sebuah fasilitator yang memfasilitasi seluruh rekan dan rekanita untuk mengimprove softskill demi terwujudnya tujuan organisasi. Memberikan bekal, mengarahkan, serta membimbing seluruh sumber daya manusia yang ada didalamnya agar bisa menjawab tantangan yang ada dan bisa menjadi pemuda kebanggaan Nahdlatul Ulama.

Tradisi ngalap berkah (tabarruk) yang sudah mandarah daging, telah menjadi salah satu azimat mujarab yang terus dijaga dan dilestarikan oleh rekan dan rekanita PKPT IPNU IPPNU. Berkah berarti bertambah dan berkembang. Sedangkan secara terminologi, berkah bisa diartikan sebagai bertambahnya kebaikan. Jika dipelajari secara lebih mendalam melalui Al-Qur’an dan as-Sunnah, istilah “berkah” atau “al-barakah” memiliki kandungan dan pemahaman yang sangat luas dan agung. Jadi tabarruk atau yang biasa dikatakan sebagai ngalap berkah adalah suatu usaha yang bisa dilakukan untuk mengharap tambahan kebaikan dari Allah dengan perantara ruang, waktu, makhluk hidup, maupun benda mati. Pada dasarnya tabarruk merupakan salah satu bentuk pengagungan kepada Allah dengan cara mengagungkan sesuatu yang dijadikan Allah hal tersebut menjadi agung. Abdullah, putra al-Imam Ahmad bin Hambal meriwayatkan: “Aku bertanya kepada ayahku tentang laki-laki yang menyentuh mimbar Nabi SAW, ia bertabaruk dengan menyentuhnya dan menciumnya, dan ia melakukan hal yang sama ke makam Nabi SAW atau yang sesamanya, ia bertujuan mendekatkan diri kepada Allah dengan hal tersebut”. Beliau menjawab: “Tidak apa-apa”. Dari sini dapat disimpulkan bahwa para ulama terdahulu juga memperbolehkan adanya ngalap berkah.
Dalam berbagai kesempatan seluruh PKPT IPNU IPPNU nusantara pasti memiliki tradisi ngalap berkah yang rutin dilakukan, salah satunya adalah berziarah ke makam-makam para wali. Sesungguhnya keberkahan yang mutlak hanya dimiliki oleh Allah SWT, dan para wali tidak memberikan berkah. Allah-lah yang memberi berkah melalui ilmu para wali yang masih ada di sekitar makam atau di daerah dimana wali tersebut dimakamkan. Kegiatan berziarah ke makam-makam orang yang dikasihi oleh Allah, dengan mendatangi makam orang-orang yang memiliki karomah dan mendapatkan berkah dari Allah diharapkan para peziarah bisa kecipratan berkah dari beliau-beliau tersebut. Perihal berziarah ke makam, ada dasar yang dijadikan sebagai acuan, dalam salah satu hadits Rasulullah SAW yang tertuang di kitab Syawahidul Haq (kesaksian-kesaksian kebenaran) disebutkan bahwa “Barang siapa berziarah ke kuburan saya, seakan-akan berziarah ketika saya masih hidup”. Oleh karena itu, berziarah telah menjadi tradisi baik di PKPT IPNU IPPNU yang diwariskan untuk menguatkan akidah dan meningkatkan ketebalan iman seluruh rekan dan rekanita. Dan alhamdulillah, dari adanya tradisi tersebut PKPT IPNU IPPNU selalu diberikan kelancaran dan kemudahan disetiap menjalankan roda organisasinya.

Dari sini dapat ditarik benang merah bahwa terbentuknya pribadi dan karakter yang baik memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kemajuan suatu organisasi. Jadi sebagai generasi muda Nahdlatul Ulama mari kita bersama-sama membangun kesadaran dan melek keadaan. Untuk selalu menjadi inisiator bukan menjadi plagiator, selalu berusaha menjadi figur teladan bukannya edan dengan kuasa dan jabatan, serta memiliki prinsip dalam setiap pergerakan bukan hanya ikut-ikutan eksis diatas panggung pertunjukan. Harus sanggup menciptakan aset-aset berharga sebagai investasi bangsa Indonesia yang luar biasa untuk menghadapi segala tantangan yang akan diterjang di kemudian masa. Menjadikan seluruh ide kreatif dan inovatif sebagai manifestasi positif dari optimisme harapan generasi milenial , generasi Z , dan generasi alfa untuk terus bisa dikembangkan kedepannya. Perlu adanya power internal yang baik untuk dapat menghasilkan power external yang hebat dalam menghadapi segala tantangannya. Selamat berkarya, berkarya, dan berkarya. Teruntuk seluruh rekan dan rekanita PKPT IPNU IPPNU nusantara yang sedang belajar, berjuang, dan bertakwa, tetaplah semangat untuk membangun dan memperbaiki peradaban di dunia. Ingatlah pesan dari KH. Hasyim Asy’ari, “Siapa yang mengurus NU, saya anggap santriku, siapa yang menjadi santriku saya doakan khusnul khotimah beserta keluarganya”. Semoga kita semua dipertemukan di jannah-Nya. Aamiin.

 


DAFTAR PUSTAKA

JNM, Tim Penulis. 2015. Gerakan Kultural Islam Nusantara. Yogyakarta. Jamaah Nahdliyin Mataram (JNM) bekerjasama dengan Panitia Muktamar NU Ke-33.
https://nusetendo.wordpress.com/perangkat-organisasi-nu/
https://www.nu.or.id/post/read/78468/-diaspora-warga-nu-di-luar-negeri
https://www.nu.or.id/post/read/92288/esensi-dakwah-islam-wasathiyah
https://www.nu.or.id/post/read/114620/kaderisasi-IPNU IPPNU-perlu-digalakkan-untuk-menjaga-keberlangsungan-organisasi
https://www.nu.or.id/post/read/63731/ipnu-dan-tantangan-global
https://www.nu.or.id/post/read/117038/tantangan-kian-berat–IPNU IPPNU-harus-tingkatkan-kualitas-
https://www.nu.or.id/post/read/100523/pkpt-IPNU IPPNU-untuk-perkuat-dakwah-aswaja-di-kampus-
https://www.muslimoderat.net/2018/02/kh-hasyim-asyari-siapa-yang-mengurus-nu.html
https://inet.detik.com/cyberlife/d-4907674/riset-ada-1752-juta-pengguna-internet-di-indonesia
https://kumparan.com/kumparantech/riset-64-penduduk-indonesia-sudah-pakai-internet-1ssUCDbKILp/full
https://www.boombastis.com/pesan-soekarno/43021
https://tirto.id/selamat-tinggal-generasi-milenial-selamat-datang-generasi-z-cnzX
https://tirto.id/habis-milenial-dan-generasi-z-terbitlah-generasi-alfa-cnEs

Editor: Hikmah Imroatul Afifah

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)